METODE PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK

MAKALAH
Disampaikan dalam Seminar Kelas
Mata Kuliah Metodologi Pembelajaran Agama Islam Semester V Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan
Oleh
Kelompok III
Irfan Nirwana
Surur
Muh.Ikhlasul
Amal Indah Purwati
Erwin Khairunnisa
Arsuadi
Dosen
Pembimbing
Dra. Hj. Ummu Kalsum M.Pd.I
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa kami haturkan shalawat
dan salam kepada junjungan Nabiyullah Muhammad Saw.
Makalah yang berjudul “ Metode
Pembelajaran Akidah Akhlak” ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan Metodologi
Pembelajaran Agama Islam pada jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan, UIN Alauddin Makassar.
Pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak–pihak yang telah berperan dan membantu
menyelesaikan makalah ini. Diantaranya:
1. Dra.
Hj. Ummu Kalsum M.Pd.I
2. Kepada
Orang Tua yang telah memberikan doa, bantuan, dan dorongan baik yang bersifat
materil maupun non materil
3. Kepada
teman-teman anggota kelompok 3 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, kami
ucapkan terima kasih banyak. Semoga semua bantuan yang diberikan mendapat
pahala disisi Allah Swt.
Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan
kesempurnaan.
Makassar , 24 November 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL
KATA
PENGANTAR……………….…………………………………… i
DAFTAR
ISI …………………………………………………….. ii
BAB
I : PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang …………………………………………… 1
B.
Rumusan
Masalah …………………………………………… 2
C.
Tujuan
Penulisan ………………………………………….... 2
BAB
II : PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Akidah ……………………................................... 3
1.
Sumber-sumber
Akidah……………………………….…....... 4
2.
Metode
Mengajarkan Akidah ………………………...…..…… 4
B.
Pengertian
Akhlak ………………………………………………... 7
1.
Tujuan
Mempelajari Akhlak …………………………………. 7
2.
Ciri-ciri
Akhlak ………………………………………….….. 8
3.
Metode
Pembelajaran Akhlak …………………………………. 9
BAB
III : PENUTUP
Simpulan ................................................................................ 11
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tujuan
pembelajaran yang utama untuk membekali Siswa adalah dengan kemampuan. Atas
dasar ini diperlukan metode pembelajaran yang sesuai pada setiap pokok bahasan.
Yang lebih penting lagi adalah agar Siswa dalam proses pembelajaran Agama Islam
terutama mata pelajaran Aqidah Akhlak dapat merasa asyik, senang, dan
menikmatinya.[1]
Dalam
proses belajar mengajar sebagai seorang guru khususnya Aqidah Akhlak dalam
mendidik siswanya agar mencapai tujuan yang diharapkan tidaklah mudah. Oleh
karena itu, guru dituntut bisa mencari metode belajar aktif yakni sebuah
kesatuan sumber pembelajaran yang komprehensif.
Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki
oleh pendidik, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung
pada cara mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak menurut siswa, maka
siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan, sehingga
diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku pada siswa baik tutur
katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidupnya.[2]
Dalam
pengertian lain, metode pembelajran
merupakan cara-cara yang digunakan guru untuk menyampaikan bahan
pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan. Dalam kegiatan mengajar makin
tepat metode yang digunakan maka makin efektif dan efisien kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan guru dan siswa pada akhirnya akan menunjang dan
mengantarkan keberhasilan belajar siswa dan keberhasilan mengajar yang
dilakukan oleh guru.[3] Oleh karena itu, guru
harus memilih metode pembelajaran yang tepat dalam mengajar terutama dalam
menyampaikan materi mata pelajaran Akidah Akhlak agar dapat mencapai tujuan
yang diharapkan.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan bahwa “
Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran Akidah Akhlak”?
C.
Tujuan
Penulisan
Tujuan
makalah ini adalah untuk mengetahui Metode Pembelajaran Akidah Akhlak.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Akidah
Secara bahasa aqidah berasal dari kata berarti ikatan dua
utas tali dalam satu buku sehingga menjadi tersambung. Sehinggga aqidah menurut
“ikatan”
atau kata aqad juga berarti janji, kesepakatan 2 orang yang mengadakan
perjanjian.
Sedangkan menurut istilah aqidah adalah urusan-urusan yang
harus dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rsa puas tertanam kuat dalam
benak jiwa yang tidak dapat diguncangkan oleh keraguan. Secara harfiah Islam
berarti berserah diri atau selamat. Artinya terserah diri untuk patuh dan taat
kepada segala aturan Allah (melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya).
Ada banyak keyakinan (agama)
yang dianut manusia. Adapun hanya satu, Islamlah agama yang pantas dijadikan
pedoman/peraturan dasar kehidupan kita, sebagaimana firman Allah QS. Ali Imran:
19
¨bÎ) šúïÏe$!$# y‰YÏã «!$# ÞO»n=ó™M}$# 3 ….
Artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah
hanyalah Islam”. (QS. Ali Imran: 19)
Pada ayat ini Allah menerangkan agamanya yang diakui-Nya di
sisi-Nya adalah Islam, yaitu agama tauhid, agama yang menegaskan Allah Swt. Esa
pada Dzat-Nya, sifat-Nya dan afal-Nya (segala perbuatan-Nya). Sebagaimana agama
yang dibawa para nabi terdahulu intinya adalah satu ialah Islam. Aqidah
Islamiyah selalu berkaitan dengan Iman, seperti: Iman kepada Allah SWT, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari Akhir (Hari
kiamat-Pembalasan).
Adapun langkah-langkah yang perlu diambil dalam mengajar
Aqidah antara lain:[4]
1.
Dengan pendekatan dogmatis yaitu
pendekatan berdasarkan dogma yaitu sesuatu yang harus diterima dengan yakin
sebagai suatu kebenaran.
2.
Pendekatan normatif yaitu pendekatan
berdasarkan norma yaitu ukuran atau ketentuan berlaku.
3.
Penndekatan rasional yaitu
pendekatan dengan akal pikiran yang dapat diterimanya.
4.
Pendekatan praktis atau keteladanan
ialah pendekatan berdasarkan kenyataan dalam praktik yang dapat diteladani.
2.
Sumber-sumber Aqidah
Apabila diperhatikan dengan seksama
bahwa sumber atau dasar akidah berupa Al-Qur’an dan dan As-Sunnah dan selain
itu adalah fitrah tauhid yang dimiliki setiap manusia karena hidayah taufiqiyah
dari Allah Swt, melalui akal pikirannya akan menyadari bahwa dirinya itu
makhluk dan dan hamba Allah Swt dan manusia dengan qalb lebih dalam lagi seperti kaum sufi dalammeletakkan landasan
Agidahnya.[5]
3.
Metode Mengajarkan Akidah
Setiap pengajaran diperlukan metode-metode agar tujuan
pendidikan dapat dicapai dengan baik. Dalam hal ini metode pengajaran aqidah
akhlak kami bagi menjadi dua bagian. Metode pengajaran akidah itu banyak,
antara lain :
ü Metode ceramah
ü Metode cerita
ü Metode tanya jawab
ü Metode widya wisata
ü Metode bermain peran
ü Metode demonstrasi
ü Metode latihan sosio drama
ü Metode diskusi
Metode-metode tersebut yang paling
banyak dipakai dalam pengajaran akidah antara lain, metode cerita, ceramah, dan
tanya jawab, disamping metode sosio drama, demonstrasi, dan metode bermain
peran.
a)
Metode bercerita dicantumkan sebagai
alternative pada hampir semua pokok bahasan, karena selain aspek kognitif
tujuan bidang studi ini adalah aspek afektif yang secara garis besar berupa
tertanamnya akidah islam dan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari yang
memiliki nilai-nilai akhlak yang mulia. Seperti contoh: kisah Luqman al Hakim
dengan putranya, dimana seorang ayah mengajarkan akidah kepada putranya dengan
bersyukur kepada Allah Swt, jangan syirik (menyekutukan) Allah Swt dan
bersyukur kepada ayah dan ibu dengan berbakti atau tawadlu’ kepada kedua orang
tuanya.
b)
Metode ceramah adalah metode
pembelajaran yang dilakukan dengan menyampaikan pesan dan informasi secara satu
arah lewat suara yang diterima melalui indera telinga.[6]
Metode ceramah disebut metode mau’idhoh hasanah dengan bilisan agar dapat
menerima nasihat-nasihat atau pendidikan yang baik. Sepeerti yang dilakukan
Nabi Muhammad Saw kepada umatnya, yaitu untuk beriman kepada Allah Swt dan
Rasulullah Saw.
Metode
Tanya jawab bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan berfikir dan dapat
mengembangkan pengetahuan yang berpangkal pada kecerdasan otak dan
intelektualitas. Ini merupakan tujuan dalam aspek kognitif. Didalam pengajaran
aqidah dapat dicontohkan, seperti: dialog atau tanya jawab antara Nabi Ibrahin
as dengan umatnya. Dengan cara seperti itu akan menghasilkan nilai-nilai yang
berhubungan tingkah laku. Dengan partisifasi aktif seseorang akan dapat menilai
yang baik dan yang buruk dan kemudian dapat mengambil manfaat didalam kehidupan
sehari-hari yang dapat mendatangkan kebaikan atau kebahagiaan.
Penggunaan Tanya jawab bertujuan
mengetahui sejauhmana tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang
telah disampaikan oleh guru. Selain itu dengan adanya tanya jawab tersebut akan
merangsang siswa untuk berfikir dan diberi kesempatan untuk mengajukan masalah
yang belum dipahami.
Metode Tanya jawab atau dialogis
ini, mencerminkan dan melahirkan sikap saling keterbukaan antara guru dan siswa
dalam penerapan metode ini pikiran, kemauan, perasaan dan ingatan serta
pengamatan terbuka terhadap ide – ide baru yang ditimbulkan dalam pembelajaran
tersebut.[7]
c)
Metode sosiodrama, digunakan dalam
pokok bahasan:
-
Adat disekolah, mengujungi orang sakit, ta’ziyah dan jiarah kubur.
- Kisah siti Mashitoh, Abu bakar Assidiq,
Umar bin khatab, Bilal bin Rabbah dan
lain sebagainya.
e) Metode demonstrasi adalah penyajian bahan pelajaran oleh
guru atau instruktur kepada siswa dengan menunjukkan urutan prosedur pembuatan
sesuatu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode demonstrasi dipergunakan
dalam pokok bahasan:
-
Sifat-sifat Allah dan sifat-sifat Rasulullah.
- Akhlak terpuji, akhlak tercela dan
sebagainya.
f) Metode
bermain peran, dipergunakan dalam pokok bahasan
- Berbakti kepada ayah dan
ibu.
- Adab makan dan minum.
- Adab kepada guru, orang yang
tua, teman dan sebagainya.
B. Pengertian
Akhlak
1.
Pengertian Akhlak
Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun, خُلُقٌ yang
menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.
Kata tersebut mengandung segi-segi
persesuaian dengan perkataan khalqun خَلْقٌ yang
berarti kejadian, yang juga erat hubungannya dengan خَالِقyang
berarti pencipta, demikian pula dengan makhluqun
yang berarti yang
diciptakan.
Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai adanya hubungan baik antara
Khaliq dengan makhluk dan antara makhluk dengan makhluk.[8]
Menurut Barmawi Umary (1984) bahwa
tujuan pengajaran akhlak secara umum meliputi:
a.
Supaya dapat terbiasa melakukan yang
baik, indah, mulia, terpuji serta menghindari yang buruk, jelek, hina, tercela.
b.
Supaya perhubungan kita dengan Allah
SWT dan sesama makhluk selalu terpelihara dengan baik dan harmonis.
Sedangkan menurut Prof. DR. Hamka
(1976) mengungkapkan bahwa yang menjadi tujuan dalam pengajaran akhlak adalah ingin
mencapai setinggi-tinggi budi pekerti dan akhlak. Menurut Ali Hasan 1988 bahwa
tujuan pokok akhlak agar setiap orang berbudi (berakhlak), bertingkah laku
(tabiat), berangai atau beristiadat yang baik/yang sesuai dengan ajaran Islam.[9]
3.
Ciri-ciri Akhlak
Adapun cirri-ciri akhlak menurut
H.A, Mustofa antara lain :[10]
a.
Kebajikan yang mutlak
Islam menjamin kebaikan mutlak
karena telah menciptkan akhlak yang luhur. Ia menjamin kebaikan yang murni baik
untuk perorangan atau masyarakat pada setiap keadaan dan waktu.
b.
Kebajikan yang menyeluruh
Akhlak Islam menjamin kebaikan untuk
seluruh umat manusia, tidak mengandung kesulitan dan memberatkan Islam
menciptakan akhlak yang mulia sehingga dapat dirasakan sesuai dengan jiwa
manusia dan dapat diterima akal yang sehat.
c.
Kemantapan
Akhlak islam bersifat tetap,
langsung dan mantap sebab Allah selalu memeliharanya dengan kebaikan yang
mutlak
d.
Kewajiban yang dipatuhi
Akhlak islam wajib ditaati manusia,
karena mempunyai daya kekuatan yang tinggi, menguasai lahir batin dan sebagai
perangsang untuk berbuat kebaikan yang diiringi dengan pahala dan mencegah perbuatan
jahat karena takut akan siksaan Allah Swt.
e.
Pengawasan yang menyeluruh
Agama islam adalah pengawas hati
nurani dan akal sehat. Segala perbuatan dan tingkah laku manusia harus sesuai
dengan ajaran akhlak islam.
4.
Metode Pembelajaran Akhlak
Adapun menurut Prof. Dr. Hamka
metode pengajaran akhlak ialah:[11]
a.
Metode alami
Metode alami ini adalah suatu metode
dimana akhlak yang baik diperoleh bukan melalui didikan, pengalaman, atau
latihan, tetapi diperoleh melalui instink atau naluri yang dimilikinya secara
alami. Meskipun demikian metode ini tidak dapat diharapkan secara pasti tanpa
adanya metode atau faktor lain yang mendukung seperti pendidikan, pengalaman,
latihan dan lain sebagainya. Tetapi, paling tidak metode alam ini jika
dipelihara dan dipertahankan akan melakukan akhlak yang baik sesuai fitroh dan
suara hati manusia. Metode ini cukup efektif untuk menanamkan kebaikan kepada
anak karena pada dasarnya manusia mempunyai potensi untuk berbuat kabaikan
tinggal bagaimana memelihara dan menjaganya.
b.
Metode
mujahadah dan riadhoh.
Orang yang ingin dirinya jadi penyantun
maka jalannya dengan membiasakan bersedekah sehingga menjadi tabiat yang mudah
mengerjakannya dan tidak merasa berat lagi. Mujahadah atau perjuangan yang
dilakukan guru menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baik memang pada awalnya cukup
berat, namun apabila manusia berniat sungguh-sungguh pasti menjadi suatu
kebiasaan. Metode ini sangat tepat untuk mengajarkan tingkah laku dan berbuat
baik lainnya, agar anak didik mempunyai kebiasaan berbuat baik sehingga menjadi
akhlak baginya, walaupun dengan usaha yang keras dan melalui perjuangan dan
usaha yang sungguh-sungguh. Oleh karena itu, guru harus memberikan bimbingan
yang continu kepada anak didiknya, agar tujuan pengajaran akhlak ini dapat tercapai
secara optimal dengan melaksanakan program-program pengajaran yang telah
ditetapkan.
c.
Metode
teladan.
Metode teladan yaitu mengambil
contoh atau meniru orang yang dekat dengannya. Oleh karena itu, dianjurkan
untuk bergaul dengan orang-orang yang berbudi baik. Pergaulan sebagai salah
satu bentuk komunikasi manusia, memang sangat berpengaruh dan akan memberikan
pengalaman-pengalaman yang bermacam-macam. Metode teladan ini memberikan kesan
atau pengaruh atas tingkah laku perbuatan manusia. Sebagaimana dikatakan Hamka
(1984) bahwa: “alat dakwah yang sangat utama adalah akhlaki”. Budi yang
nyata dapat dilihat pada tingkah laku sehari-hari. Maka, meneladani Nabi adalah
cita-cita tertinggi dalam kehidupan Muslim. Metode ini sangat efektif untuk
mengajarkan akhlak, maka seyogyanya guru menjadi ikutan utama bagi murid-murid
dalam segala hal. Misalnya, kelembutan dan kasih saying, banyak senyum dan
ceria, lemah lembut dalam bertutur kata, disiplin ibadah dan menghias diri
dengan tingkah laku sesuai misi yang diembannya. Jadi, metode ini harus diterapkan seorang guru jika
tujuan pengajaran hendak dicapai. Tanpa guru yang memberi contoh, tujuan
pengajaran sangat sulit dicapai.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dari
hasil pembahasan yang telah dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
metodologi pembelajaran Akidah Akhlak merupakan suatu hal yang sangat penting
yang harus diketahui dan dikuasai oleh seorang guru. Letak keberhasilan dari
proses belajar mengajar berada pada seorang guru yang kreatif dan
berkualitas menggunakan metode
pembelajaran yang direncanakan. Dalam memilih metode pembelajaran Akidah Akhlak
haruslah sesuai kebutuhan peserta didik sehingga dapat memahami bidang studi
Akidah Akhlak. Adapun metode pembelajaran Akidah Akhlak antara lain m
1. Metode alami ini adalah suatu metode dimana akhlak yang baik
diperoleh bukan melalui didikan, pengalaman, atau latihan, tetapi diperoleh
melalui instink atau naluri yang dimilikinya secara alami.
2. Metode Mujahadah adalah metode ini sangat tepat untuk
mengajarkan tingkah laku dan berbuat baik lainnya, agar anak didik mempunyai
kebiasaan berbuat baik sehingga menjadi akhlak baginya, walaupun dengan usaha
yang keras dan melalui perjuangan dan usaha yang sungguh-sungguh.
3. Metode teladan yaitu mengambil contoh atau meniru orang yang
dekat dengannya. Oleh karena itu, dianjurkan untuk bergaul dengan orang-orang
yang berbudi baik.
DAFTAR PUSTAKA
Musyrifah. Skripsi “ Metode
Pembelajaran Akidah Akhlak di MTsn
Wonnokromo Bantul Yogyakarta”. 2008
Sutrisno. “Revolusi Pendidikan Islam di Indonesia”.
Jogyakarta: Ar-Ruz Media,2005.
Zuhri Saifuddin,
Syamsuddin Yahya “Metodologi Pengajaran Agama ”. Semarang: Pustaka Pelajar. 1999
file:///UsersHPDownloads,
Muhammah Ali Sunan, Metodologi Pembelajaran Aqidah, Kajian Iman kepada Nabi.htm
diunduh pada 13 November 2014
[1]Sutrisno, Revolusi Pendidikan Islam di Indonesia , ( Jogyakarta: Ar-Ruz
Media, 2005), hal 22
[2]file:///UsersHPDownloads fatihalamaplikasi, Metode Pembelajaran materi Akidah Akhlak kelas Madrsah Aliyah.htm
diunduh pada 13 November 2014
[3] Musyrifah, Skripsi “ Metode
Pembelajaran Akidah Akhlak di MTsn
Wonnokromo Bantul Yogyakarta, (2008) hal 4
[4]
Ibid, Saifuddin Zuhri dkk hal 90
[5]
Ibid, Saifuddin Zuhri dkk hal 90
[6]
Hisyam Zaini dkk, Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi, ( Jogjakarta: CTSD
IAIN Sunan Kalijaga, 2002) hal 13
[7]file:///UsersHPDownloads, Muhammah Ali Sunan, Metodologi
Pembelajaran Aqidah, Kajian Iman kepada Nabi.htm diunduh pada 13 November 2014
[8]
Saifuddin Zuhri, Metodologi Pengajaran
Agama, (Semarang:Pustaka Pelajar, 1999) hal 109-110
[9]
http://miazart.blogspot.com 2013, Metode Pembelajaran Pelajaran Aqidah.html diunduh pada 13 November
2014
[10]
Mustofa, Akhlak Tasawuf, hal 152
[11] Op cit, Saifuddin Zuhri dkk hal 127