Senin, 24 November 2014

Makalah Metode Pembelajaran Akidah Akhlak



METODE PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK
uin-makassar
MAKALAH
Disampaikan dalam Seminar Kelas Mata Kuliah Metodologi Pembelajaran Agama Islam Semester V Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Oleh Kelompok III
Irfan                                              Nirwana Surur
Muh.Ikhlasul Amal                       Indah Purwati
Erwin                                            Khairunnisa
Arsuadi
Dosen Pembimbing
Dra. Hj. Ummu Kalsum M.Pd.I
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa kami haturkan shalawat dan salam kepada junjungan Nabiyullah Muhammad Saw.
Makalah yang berjudul “ Metode Pembelajaran Akidah Akhlak” ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan Metodologi Pembelajaran Agama Islam pada jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Alauddin Makassar.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak–pihak yang telah berperan dan membantu menyelesaikan makalah ini. Diantaranya:
1.      Dra. Hj. Ummu Kalsum M.Pd.I
2.      Kepada Orang Tua yang telah memberikan doa, bantuan, dan dorongan baik yang bersifat materil maupun non materil
3.      Kepada teman-teman anggota kelompok 3 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, kami ucapkan terima kasih banyak. Semoga semua bantuan yang diberikan mendapat pahala disisi Allah Swt.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan. 

Makassar , 24 November 2014

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR……………….……………………………………  i          
DAFTAR ISI              ……………………………………………………..  ii
BAB I : PENDAHULUAN  
A.    Latar Belakang            ……………………………………………    1
B.     Rumusan Masalah       ……………………………………………    2
C.     Tujuan Penulisan         …………………………………………....    2
BAB II : PEMBAHASAN
A.    Pengertian Akidah  ……………………...................................         3
1.      Sumber-sumber Akidah……………………………….….......    4
2.      Metode Mengajarkan Akidah ………………………...…..…… 4
B.     Pengertian Akhlak ………………………………………………...  7
1.      Tujuan Mempelajari Akhlak ………………………………….    7
2.      Ciri-ciri Akhlak ………………………………………….…..     8
3.      Metode Pembelajaran Akhlak …………………………………. 9
BAB III : PENUTUP
Simpulan               ................................................................................    11
DAFTAR PUSTAKA                       



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Tujuan pembelajaran yang utama untuk membekali Siswa adalah dengan kemampuan. Atas dasar ini diperlukan metode pembelajaran yang sesuai pada setiap pokok bahasan. Yang lebih penting lagi adalah agar Siswa dalam proses pembelajaran Agama Islam terutama mata pelajaran Aqidah Akhlak dapat merasa asyik, senang, dan menikmatinya.[1]
Dalam proses belajar mengajar sebagai seorang guru khususnya Aqidah Akhlak dalam mendidik siswanya agar mencapai tujuan yang diharapkan tidaklah mudah. Oleh karena itu, guru dituntut bisa mencari metode belajar aktif yakni sebuah kesatuan sumber pembelajaran yang komprehensif.
Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidupnya.[2]
Dalam pengertian lain, metode pembelajran  merupakan cara-cara yang digunakan guru untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan. Dalam kegiatan mengajar makin tepat metode yang digunakan maka makin efektif dan efisien kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dan siswa pada akhirnya akan menunjang dan mengantarkan keberhasilan belajar siswa dan keberhasilan mengajar yang dilakukan oleh guru.[3] Oleh karena itu, guru harus memilih metode pembelajaran yang tepat dalam mengajar terutama dalam menyampaikan materi mata pelajaran Akidah Akhlak agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan bahwa “ Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran Akidah Akhlak”?
C.   Tujuan Penulisan
Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui Metode Pembelajaran Akidah Akhlak.














BAB II
PEMBAHASAN
Top of Form
1.      Pengertian Akidah
Secara bahasa aqidah berasal dari kata berarti ikatan dua utas tali dalam satu buku sehingga menjadi tersambung. Sehinggga aqidah menurut “ikatan” atau kata aqad juga berarti janji, kesepakatan 2 orang yang mengadakan perjanjian.
Sedangkan menurut istilah aqidah adalah urusan-urusan yang harus dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rsa puas tertanam kuat dalam benak jiwa yang tidak dapat diguncangkan oleh keraguan. Secara harfiah Islam berarti berserah diri atau selamat. Artinya terserah diri untuk patuh dan taat kepada segala aturan Allah (melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya).
Ada banyak keyakinan (agama) yang dianut manusia. Adapun hanya satu, Islamlah agama yang pantas dijadikan pedoman/peraturan dasar kehidupan kita, sebagaimana firman Allah QS. Ali Imran: 19
¨bÎ) šúïÏe$!$# yYÏã «!$# ÞO»n=óM}$# 3 ….
Artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam”. (QS. Ali Imran: 19)
Pada ayat ini Allah menerangkan agamanya yang diakui-Nya di sisi-Nya adalah Islam, yaitu agama tauhid, agama yang menegaskan Allah Swt. Esa pada Dzat-Nya, sifat-Nya dan afal-Nya (segala perbuatan-Nya). Sebagaimana agama yang dibawa para nabi terdahulu intinya adalah satu ialah Islam. Aqidah Islamiyah selalu berkaitan dengan Iman, seperti: Iman kepada Allah SWT, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari Akhir (Hari kiamat-Pembalasan).
Adapun langkah-langkah yang perlu diambil dalam mengajar Aqidah antara lain:[4]
1.   Dengan pendekatan dogmatis yaitu pendekatan berdasarkan dogma yaitu sesuatu yang harus diterima dengan yakin sebagai suatu kebenaran.
2.   Pendekatan normatif yaitu pendekatan berdasarkan norma yaitu ukuran atau ketentuan berlaku.
3.   Penndekatan rasional yaitu pendekatan dengan akal pikiran yang dapat diterimanya.
4.   Pendekatan praktis atau keteladanan ialah pendekatan berdasarkan kenyataan dalam praktik yang dapat diteladani.

2.   Sumber-sumber Aqidah
Apabila diperhatikan dengan seksama bahwa sumber atau dasar akidah berupa Al-Qur’an dan dan As-Sunnah dan selain itu adalah fitrah tauhid yang dimiliki setiap manusia karena hidayah taufiqiyah dari Allah Swt, melalui akal pikirannya akan menyadari bahwa dirinya itu makhluk dan dan hamba Allah Swt dan manusia dengan qalb lebih dalam lagi seperti kaum sufi dalammeletakkan landasan Agidahnya.[5]

3.   Metode Mengajarkan Akidah
Setiap pengajaran diperlukan metode-metode agar tujuan pendidikan dapat dicapai dengan baik. Dalam hal ini metode pengajaran aqidah akhlak kami bagi menjadi dua bagian. Metode pengajaran akidah itu banyak, antara lain :
ü  Metode ceramah
ü  Metode cerita
ü  Metode tanya jawab
ü  Metode widya wisata
ü  Metode bermain peran
ü  Metode demonstrasi
ü  Metode latihan sosio drama
ü  Metode diskusi
Metode-metode tersebut yang paling banyak dipakai dalam pengajaran akidah antara lain, metode cerita, ceramah, dan tanya jawab, disamping metode sosio drama, demonstrasi, dan metode bermain peran.
a)      Metode bercerita dicantumkan sebagai alternative pada hampir semua pokok bahasan, karena selain aspek kognitif tujuan bidang studi ini adalah aspek afektif yang secara garis besar berupa tertanamnya akidah islam dan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki nilai-nilai akhlak yang mulia. Seperti contoh: kisah Luqman al Hakim dengan putranya, dimana seorang ayah mengajarkan akidah kepada putranya dengan bersyukur kepada Allah Swt, jangan syirik (menyekutukan) Allah Swt dan bersyukur kepada ayah dan ibu dengan berbakti atau tawadlu’ kepada kedua orang tuanya.
b)      Metode ceramah adalah metode pembelajaran yang dilakukan dengan menyampaikan pesan dan informasi secara satu arah lewat suara yang diterima melalui indera telinga.[6] Metode ceramah disebut metode mau’idhoh hasanah dengan bilisan agar dapat menerima nasihat-nasihat atau pendidikan yang baik. Sepeerti yang dilakukan Nabi Muhammad Saw kepada umatnya, yaitu untuk beriman kepada Allah Swt dan Rasulullah Saw.
 Metode Tanya jawab bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan berfikir dan dapat mengembangkan pengetahuan yang berpangkal pada kecerdasan otak dan intelektualitas. Ini merupakan tujuan dalam aspek kognitif. Didalam pengajaran aqidah dapat dicontohkan, seperti: dialog atau tanya jawab antara Nabi Ibrahin as dengan umatnya. Dengan cara seperti itu akan menghasilkan nilai-nilai yang berhubungan tingkah laku. Dengan partisifasi aktif seseorang akan dapat menilai yang baik dan yang buruk dan kemudian dapat mengambil manfaat didalam kehidupan sehari-hari yang dapat mendatangkan kebaikan atau kebahagiaan.
Penggunaan Tanya jawab bertujuan mengetahui sejauhmana tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Selain itu dengan adanya tanya jawab tersebut akan merangsang siswa untuk berfikir dan diberi kesempatan untuk mengajukan masalah yang belum dipahami.
Metode Tanya jawab atau dialogis ini, mencerminkan dan melahirkan sikap saling keterbukaan antara guru dan siswa dalam penerapan metode ini pikiran, kemauan, perasaan dan ingatan serta pengamatan terbuka terhadap ide – ide baru yang ditimbulkan dalam pembelajaran tersebut.[7]
c)      Metode sosiodrama, digunakan dalam pokok bahasan:
-  Adat disekolah, mengujungi orang sakit, ta’ziyah dan jiarah kubur.
- Kisah siti Mashitoh, Abu bakar Assidiq, Umar bin khatab, Bilal bin    Rabbah dan lain sebagainya.
e) Metode demonstrasi adalah penyajian bahan pelajaran oleh guru atau instruktur kepada siswa dengan menunjukkan urutan prosedur pembuatan sesuatu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode demonstrasi dipergunakan dalam pokok bahasan:
            -   Sifat-sifat Allah dan sifat-sifat Rasulullah.
- Akhlak terpuji, akhlak tercela dan sebagainya.
f)  Metode bermain peran, dipergunakan dalam pokok bahasan
                  - Berbakti kepada ayah dan ibu.
                  -  Adab makan dan minum.
                  - Adab kepada guru, orang yang tua, teman dan sebagainya.

B.   Pengertian Akhlak
1.      Pengertian Akhlak
Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun, خُلُقٌ  yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.
Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalqun خَلْقٌ   yang berarti kejadian, yang juga erat hubungannya dengan    خَالِقyang berarti pencipta, demikian pula dengan makhluqun yang berarti yang diciptakan.
Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai adanya hubungan baik antara Khaliq dengan makhluk dan antara makhluk dengan makhluk.[8]
Menurut Barmawi Umary (1984) bahwa tujuan pengajaran akhlak secara umum meliputi:
a.    Supaya dapat terbiasa melakukan yang baik, indah, mulia, terpuji serta menghindari yang buruk, jelek, hina, tercela.
b.   Supaya perhubungan kita dengan Allah SWT dan sesama makhluk selalu terpelihara dengan baik dan harmonis.
Sedangkan menurut Prof. DR. Hamka (1976) mengungkapkan bahwa yang menjadi tujuan dalam pengajaran akhlak adalah ingin mencapai setinggi-tinggi budi pekerti dan akhlak. Menurut Ali Hasan 1988 bahwa tujuan pokok akhlak agar setiap orang berbudi (berakhlak), bertingkah laku (tabiat), berangai atau beristiadat yang baik/yang sesuai dengan ajaran Islam.[9]
3.      Ciri-ciri Akhlak
Adapun cirri-ciri akhlak menurut H.A, Mustofa antara lain :[10]
a.       Kebajikan yang mutlak
Islam menjamin kebaikan mutlak karena telah menciptkan akhlak yang luhur. Ia menjamin kebaikan yang murni baik untuk perorangan atau masyarakat pada setiap keadaan dan waktu.
b.      Kebajikan yang menyeluruh
Akhlak Islam menjamin kebaikan untuk seluruh umat manusia, tidak mengandung kesulitan dan memberatkan Islam menciptakan akhlak yang mulia sehingga dapat dirasakan sesuai dengan jiwa manusia dan dapat diterima akal yang sehat.
c.       Kemantapan
Akhlak islam bersifat tetap, langsung dan mantap sebab Allah selalu memeliharanya dengan kebaikan yang mutlak
d.      Kewajiban yang dipatuhi
Akhlak islam wajib ditaati manusia, karena mempunyai daya kekuatan yang tinggi, menguasai lahir batin dan sebagai perangsang untuk berbuat kebaikan yang diiringi dengan pahala dan mencegah perbuatan jahat karena takut akan siksaan Allah Swt.
e.       Pengawasan yang menyeluruh
Agama islam adalah pengawas hati nurani dan akal sehat. Segala perbuatan dan tingkah laku manusia harus sesuai dengan ajaran akhlak islam.

4.      Metode Pembelajaran Akhlak
Adapun menurut Prof. Dr. Hamka metode pengajaran akhlak ialah:[11]
a.       Metode alami
         Metode alami ini adalah suatu metode dimana akhlak yang baik diperoleh bukan melalui didikan, pengalaman, atau latihan, tetapi diperoleh melalui instink atau naluri yang dimilikinya secara alami. Meskipun demikian metode ini tidak dapat diharapkan secara pasti tanpa adanya metode atau faktor lain yang mendukung seperti pendidikan, pengalaman, latihan dan lain sebagainya. Tetapi, paling tidak metode alam ini jika dipelihara dan dipertahankan akan melakukan akhlak yang baik sesuai fitroh dan suara hati manusia. Metode ini cukup efektif untuk menanamkan kebaikan kepada anak karena pada dasarnya manusia mempunyai potensi untuk berbuat kabaikan tinggal bagaimana memelihara dan menjaganya.
b.       Metode mujahadah dan riadhoh.
        Orang yang ingin dirinya jadi penyantun maka jalannya dengan membiasakan bersedekah sehingga menjadi tabiat yang mudah mengerjakannya dan tidak merasa berat lagi. Mujahadah atau perjuangan yang dilakukan guru menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baik memang pada awalnya cukup berat, namun apabila manusia berniat sungguh-sungguh pasti menjadi suatu kebiasaan. Metode ini sangat tepat untuk mengajarkan tingkah laku dan berbuat baik lainnya, agar anak didik mempunyai kebiasaan berbuat baik sehingga menjadi akhlak baginya, walaupun dengan usaha yang keras dan melalui perjuangan dan usaha yang sungguh-sungguh. Oleh karena itu, guru harus memberikan bimbingan yang continu kepada anak didiknya, agar tujuan pengajaran akhlak ini dapat tercapai secara optimal dengan melaksanakan program-program pengajaran yang telah ditetapkan.
c.        Metode teladan.
Metode teladan yaitu mengambil contoh atau meniru orang yang dekat dengannya. Oleh karena itu, dianjurkan untuk bergaul dengan orang-orang yang berbudi baik. Pergaulan sebagai salah satu bentuk komunikasi manusia, memang sangat berpengaruh dan akan memberikan pengalaman-pengalaman yang bermacam-macam. Metode teladan ini memberikan kesan atau pengaruh atas tingkah laku perbuatan manusia. Sebagaimana dikatakan Hamka (1984) bahwa: “alat dakwah yang sangat utama adalah akhlaki”. Budi yang nyata dapat dilihat pada tingkah laku sehari-hari. Maka, meneladani Nabi adalah cita-cita tertinggi dalam kehidupan Muslim. Metode ini sangat efektif untuk mengajarkan akhlak, maka seyogyanya guru menjadi ikutan utama bagi murid-murid dalam segala hal. Misalnya, kelembutan dan kasih saying, banyak senyum dan ceria, lemah lembut dalam bertutur kata, disiplin ibadah dan menghias diri dengan tingkah laku sesuai misi yang diembannya. Jadi,  metode ini harus diterapkan seorang guru jika tujuan pengajaran hendak dicapai. Tanpa guru yang memberi contoh, tujuan pengajaran sangat sulit dicapai.







BAB III
PENUTUP

Simpulan
Dari hasil pembahasan yang telah dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa metodologi pembelajaran Akidah Akhlak merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus diketahui dan dikuasai oleh seorang guru. Letak keberhasilan dari proses belajar mengajar berada pada seorang guru yang kreatif dan berkualitas  menggunakan metode pembelajaran yang direncanakan. Dalam memilih metode pembelajaran Akidah Akhlak haruslah sesuai kebutuhan peserta didik sehingga dapat memahami bidang studi Akidah Akhlak. Adapun metode pembelajaran Akidah Akhlak antara lain m
1.     Metode alami ini adalah suatu metode dimana akhlak yang baik diperoleh bukan melalui didikan, pengalaman, atau latihan, tetapi diperoleh melalui instink atau naluri yang dimilikinya secara alami.
2.     Metode Mujahadah adalah metode ini sangat tepat untuk mengajarkan tingkah laku dan berbuat baik lainnya, agar anak didik mempunyai kebiasaan berbuat baik sehingga menjadi akhlak baginya, walaupun dengan usaha yang keras dan melalui perjuangan dan usaha yang sungguh-sungguh.
3.     Metode teladan yaitu mengambil contoh atau meniru orang yang dekat dengannya. Oleh karena itu, dianjurkan untuk bergaul dengan orang-orang yang berbudi baik.




DAFTAR PUSTAKA

Musyrifah. Skripsi “ Metode Pembelajaran Akidah  Akhlak di MTsn Wonnokromo Bantul Yogyakarta”. 2008
Sutrisno. “Revolusi Pendidikan Islam di Indonesia”. Jogyakarta: Ar-Ruz Media,2005.
Zuhri Saifuddin, Syamsuddin YahyaMetodologi Pengajaran Agama . Semarang: Pustaka Pelajar. 1999
file:///UsersHPDownloads, Muhammah Ali Sunan, Metodologi Pembelajaran Aqidah, Kajian Iman kepada Nabi.htm diunduh pada 13 November 2014



[1]Sutrisno, Revolusi Pendidikan Islam di Indonesia , ( Jogyakarta: Ar-Ruz Media, 2005), hal 22
[2]file:///UsersHPDownloads fatihalamaplikasi, Metode Pembelajaran  materi Akidah Akhlak kelas Madrsah Aliyah.htm  diunduh pada 13 November 2014
[3] Musyrifah, Skripsi “ Metode Pembelajaran Akidah  Akhlak di MTsn Wonnokromo Bantul Yogyakarta, (2008) hal 4
[4] Ibid, Saifuddin Zuhri dkk hal 90
[5] Ibid, Saifuddin Zuhri dkk hal 90
[6] Hisyam Zaini dkk, Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi, ( Jogjakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga, 2002) hal 13
[7]file:///UsersHPDownloads, Muhammah Ali Sunan, Metodologi Pembelajaran Aqidah, Kajian Iman kepada Nabi.htm diunduh pada 13 November 2014
[8] Saifuddin Zuhri, Metodologi Pengajaran Agama, (Semarang:Pustaka Pelajar, 1999) hal 109-110
[9] http://miazart.blogspot.com  2013,  Metode Pembelajaran Pelajaran Aqidah.html diunduh pada 13 November 2014
[10] Mustofa, Akhlak Tasawuf, hal 152
[11] Op cit, Saifuddin Zuhri dkk hal 127